Ada 5 tantangan yang dibahas mengenai tantangan pemasaran abad 21
yakni sebagai berikut;
a. Tantangan
visi
Sering
kali pengambilan keputusan pemasaran lebih didasarkan pada pemenuhan tuntutan
masa sekarang. Tanggung jawab untuk melihat masa depan menjadi beban para
eksekutif pemasaran.
Pengembangan diri menjadi visionary
marketer secara ideal perlu mengadopsi faham kewirausahaan yang mengutamakan
produktivitas dan menerima tanggung jawab utama sebagai innovator dan risk
taker. Pemasar harus mempunyai keberanian untuk mendobrak kemapanan dan kreatif
dalam menentukan strategi pemasaran.
b. Tantangan
pada power marketing
Landasan
utama power marketing adalah memanusiakan pelanggan yang terangkum dalam konsep
customer centered marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek, bukan
obyek dari pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci;
moving, caring dan inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora
persaingan dan dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi pelanggan yang semakin
tinggi. Dalam perwujudannya, moving musti disertai kepedulian kepada pelanggan
( caring ) melalui langkah-langkah inovasi ( inovating ) di bidang strategi,
manajerial, maupun produk/jasa.
Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan mampu menciptakan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan, yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi pelanggan. Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind share, namun sudah masuk ke wilayah heart share.
Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan mampu menciptakan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan, yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi pelanggan. Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind share, namun sudah masuk ke wilayah heart share.
c. Tantangan
pada Transferable Marketing
Biaya
pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan meningkat pula. Salah
satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya adalah dengan memanfaatkan transferable
marketing. Yang dimaksud dengan tranferable marketing adalah penyusunan pola
pemasaran yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran
dengan derajat universalitas yang ditingkatkan. Contoh yang bagus adalah konsep
pemasaran dari DeBeers berlian. DeBeers dibuat di London dan Hongkong, sedang
pemanfaatannya disebar ke berbagai lokasi, termasuk Indonesia. Penyebaran ini (
termasuk manfaat dan modelnya ) di sesuaikan dengan situasi negara setempat.
d. Tantangan
pada Manajemen Merek
Dalam
upaya meningkatkan kelanggengan suatu perusahaan di dunia global, para pemasar
ditantang untuk meningkatkan reputasi merek. Peran reputasi merek menjadi lebih
penting untuk konteks abad 21 lantaran banyaknya jumlah merek yang beredar di
pasar. Oleh karena itu, di dalam perusahaan perlu ditumbuhkan adanya iklim
kerja yang diwarnai dengan kebanggaan merek ( brand minded culture ). Harus
pula diperhatikan pelaksanaan analisis realitas merek ke benak konsumen dalam
rangka menentukan strategi peningkatan identitas merek.
e. Tantangan
pada Etika Pemasaran
Masyarakat
dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli terhadap
kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial
perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap
keputusan pemasaran dan dampaknya bagi pelanggan (stake holder) secara
keseluruhan. Hal ini semakin dipertajam dengan adanya berbagai pendapat miring
yang berkaitan dengan pemasaran, seperti rekayasa produk, penyalahgunaan label
dan iklan. Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi
perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan dan
keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan oleh
perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus diperhatikan
oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran, kode
etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam
riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban manusia.
f.
Tantangan pada Persaingan Pasar
Perusahaan
pada abad sekarang ini dihadapkan pada persaingan pasar yang sangat ketat,
sehingga mereka dituntut untuk lebih bijak dalam menyikapi hal tersebut. Dalam hal
ini pemasar harus mengubah presepinya dalam bersaing sehingga mereka mampu
bersaing secara sehat dalam pasar. Hendaknya pesaing tersebut jangan dianggap
sebagai musuh akan tetapi hendaknya pesaing tersebut dijadikan sebagi motivasi
untuk terus memperbaiki atau meningkatkan kualitas produknya sehingga mampu
menjadi pilihan konsumen.
Adapun kesimpulan dari kelima
tantangan diatas adalah sebagai berikut: Tantangan pemasaran abad 21 seperti
disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh para pemasar
apabila ingin memenangkan persaingan. Pemasar sejak dini harus mampu
mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini. Antisipasinya tidak
terlalu sulit. Hanya dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan
bersahabat dengan perubahan.
Daftar Refrensi
http://www.scribd.com
0 komentar:
Post a Comment