Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

28/03/2012

Tawakkal (bag.2)


Tawakkal (bag.2)
Kunci kemudahan dalam segala urusan
Macam-macam Tawakkaal
1.      Tawakkal kepada Alloh Subhanahuwata’ala
Ini termasuk kesempurnaan iman dan tanda kebenaran keimanan seseorang, dan tawakkal kepada Alloh adalah wajib. Tidak akan sempurna keimanan seseorang tanpa tawakkal kepada Alloh Azzawajalla.
2.      Tawakkal yang tersembunyi
Dengan bersandar kepada mayit dalam memperoleh kebaikan atau menolak bahaya, maka ia merupakan syirik besar. Sebab , orang yang melkukan hal ini pasti meyakini bahwa mayit tang sudah meninggal tersebut punya kemampuan tersembunyi di alam jagat raya ini. Tidak ada bedanya baik itu mayitnya seorang nabi, wali, ataupun thagut musuh Alloh Subhanahuwata’ala.
3.      Tawakkal kepada orang lain
Dia bersandar kepada orang lain diiringi perasaan tingginya martabat orang yang ia bersandar kepadanya dan rendahnya ia di hadapanya, seperti orang yang bergantung dalam mencari nafkah kepada seseorang, maka tawakkal jenis ini merupakan syirik kecil. Adapun jika ia meyakini bahwa orang lain itu sebagai sebab dan Alloh-lah yang menentukan maka hal ini tidak mengapa.
4.      Menyerahkan urusan kepada orang lain
Yaitu mewakilkan sebuah urusan kepada orang lain dalam perkara-perkara yang mungkin bisa diwakilkan. Maka hal ini diperbolehkan, brdasarkan dalil dari al-qur’an,hadits, dan ijma’. Nabi Ya’kub Alaihissalam berkata kepada anaknya : “ Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Alloh. Seungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Alloh, melainkan kaum yang kafir“. (Qs.Yusuf : 87)
Mengambil Sebab dan Usaha Tidak Bertentangan Dengan Tawakkal
Rasululloh shollalohualaihiwasallam  mengajarkan  ummatnya agar mengambil sebab. Dalam sebuah riwayat ada seseorang yang bertanya kepada Rasululloh shollallohualaihiwasallam , “ wahai Rasululloh, apakah saya ikat unta saya lalu tawakkal kepada Alloh ataukah saya lepas dengan tawakkal kepada-Nya..?” Rasululloh menjawab,” ikat untamu dulu, baru tawakkal kepada Alloh “.( HR.Tarmizi :2517, dihasankan oleh Al-albani dalam takhrij musykilah al-faqr no.22)
Imam Ibnu Qoyyim rohimahulloh  mengatakan, “Tawakkal termasuk sebab terbesar untuk meraih yang dinginkan dan menolak mara bahaya. Barang siapa mengingkari untuk mengambil sebab dan uasaha maka tawakkalnya belum dikatakan benar. Akan tetapi, termasuk kesempurnaan tawakkal adalah tidak boleh bersandar penuh terhadap sebab tersebut.
Syaikh Abdurrahman as-sa’di rohimahulloh  berkata, “ Berkenaan dengan sebab harus diketahui 3hal :
            Pertama : sebab itu harus sesuai dengan syari’at dan qodari ( penelitian ilmiah)
Kedua : Tidak boleh bersandar kepada sebab, tetapi wajib bersandar kepada yang mejadikan dan yang mentakdirkannya disertai dengan usaha dan bersemangat agar sebab tersebut member mampaat.
Ketiga : Harus diketahui bagaimanapun besar dan kuatnya sebab itu, ia tergantung pada qhodo’  dan takdir Allah Subhanahuwata’ala , tidak akan pernah lepas.

Beberapa Perkara yang Bertentangan Dengan Tawakkal
1.      Thatayyur dan Tasya’um
Yaitu merasa bernasib sial terhadap sesuatu yang dilihat  atau didengar. Semisal bila melihat burung gagak hinggap di sebuah rumah maka pertanda akan ada orang yang meninggal,atau merasa sial dengan hari senin dan sebagainya. Nabi shollalohualaihiwasallam  bersabda , “ Thiyarah ( thatayyur) itu syirik, thiyarah itu  syirik, thiyarah itu syirik, dan setiap orang pasti mengalaminya, hanya saja Alloh mengilangkannya dengan tawakkal”. ( HR.Bukhari dalam adabul mufrad no.909, Abu Daud; 3910, Tirmizi; 1614, Ibnu Majah ; 3538,dll)
            Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh  berkata, “ Thatayyur menafikan tauhid dari dua segi : pertama: orang-orang yang berthatayyur memutus rasa tawakkalnya kepada Alloh dan malah bergantung kepada selain Allah. Kedua : Ia bergantung kepada sesuatu yang tidak ada hakikatnya bahkan merupakan sesuatu yang hanya bersifat khayalan dan keragu-raguan semata”. ( Al-Qaul al-mufid; 559-560)
2.      Mendatangi dukun dan Tukang Sihir
Sebagian bertawakkal dan bergantung kepada para dukun untuk menunaikan hajat mereka. Padahal Rasululloh shollalohualihiwasallam  bersabda: “ Barang siapa yang mendatangi dukun kemudian membenarkan apa yang diucapkannya, maka sungguh dia telah kafir atas apa yang diturunkan kepada i Muhammad” .( HR.Abu Dawud 225, Tirmizi 164, Ahmad 408, Ibnu Majah209, dll, dishahihkan oleh Al-albani dalam al-irwa’ 68)
3.      Menggantungkan  Jimat, Rajah, dan sejenisnya.
Sebagaian dari manusia lainnya juga ada yang percaya kepada jimat dan sejenisnya sehingga bergantung kepadanya dan menyerahkan urusannya kepada jimat tersebut. Ketahuilah bahwa bergantung kepada jimat dan sejenisnya sangat bertentangan dengan sikap tawakkal dan merupakan kesyirikan sebagaimana sabda Rasululloh :
“ Sesungguhnya jampi, jimat, dan tiwalah adalah syirik” ( HR. Abu Dawud, Ibnu Majah , Ahmad, dll.)
Adapun hokum orang yang memakai jimat, jika ia meyakini bahwa jimat itu adalah faktor yang berpengaruh selain Alloh, maka dia telah berbuat syirik besar. Namun jika ia meyakini bahwa jimat itu hanya sebagai sebab saja, tidak terpengaruh dengan sendirinya maka ia telah berbuat syirik kecil ( Al-Qaul al-mufid 165)

Mutiara Shalafushalih Dalam Tawakkal
Ø  Ibnu Abbas rohimahulloh berkata, “ Dahulu para penduduk Yaman banyak yang pergi haji tanpa membawa bekal, mereka berkata, “ kami adalah orang-orang yang bertawakkal”. Ternyata ketika telah sampai Makkah mereka meminta-minta kepada manusia. Maka Alloh Azzawajalla  menurunkan ayat yang berbunyi, “ Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa”. (Qs.Al-baqaroh 197)
Ø  Said bin Jubair rohimahulloh  berkata, “Tawakkal adalah keimanan yang universal”.
Ø  Imam Ibnu Qoyyim rohimahulloh  berkata, “Rahasia tawakkal dan hakikatnya adalah bersandar dan bergantungnya hati kepada Alloh semata. Tidaklah tercela mengambil sebab dan tetap menjaga hati dari ketergantungan kepada sebab tersebut. Sebagaimana orang yang berkata,” aku tawakkal kepada Alloh” tetapi ia bersandar dan berkeyakinan kepada selain-Nya. Maka tawakkalnya lisan berlainan dengan tawakkalnya hati. Oleh karena itu, ucapan orang , ‘saya bertawakkal kepada Alloh’ tetapi ia bersandar dan bergantung kepada selain Alloh tidaklah bermampaat sedikitpun. Sebagaiman orang yang berkata, ‘ saya bertaubat kepada Alloh’, tetapi ia terus berkubang dengan maksiat”.( Al-fawaid hlm.94)
Demikianlah sedikit pembahasan seputar tawakkal. Semoga Alloh subhanahuwata’ala  senantiasa memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita agar kita tetap tawakkal dan istiqomah di jalan yang lurus. Wallohu a’lam.
Sumber : Majalah Al-furqon edisi 2 th.ke-11, syawal 1432. Dengan perubahan seperlunya.


0 komentar: